iklan

Khutbah Jumat Persiapan Menyambut Bulan Suci Ramadhan


Alhamdulillah kita semua sudah berada di penghujung bulan Sya’ban. Artinya sebentar lagi kita akan kedatangan tamu agung, yakni bulan Suci Ramadhan.

Mari sambut ramadhan dengan sebaik-baiknya, jika ada pejabat mau datang ke rumah kita tentu kita akan mempersiapkan segala sesuatunya karena kita menghargai dan menghormati tamu kita. Apalagi ini yang akan datang adalah tamu agung Bulan Suci Ramadhan. Tamu tahunan yang belum tentu bisa kita temui di tahun-tahun yang akan datang (doa kita semoga Allah swt panjangkan umur kita dan bisa bertemu dengan Ramadhan yang akan datang).

Marilah kita buat perencanaan sebaik mungkin, untuk meraih tujuan yang ada di bulan Suci Ramadhan yakni menjadi hamba yang laallakum tattakum (menggapai derajat taqwa).

Lalu apa saja persiapan dan rencana-rencana yang harus kita lakukan dalam rangka menyambut bulan Suci Ramadhan ini?

Pertama Bergembiralah dengan hadirnya Ramadhan ini, mengapa harus bergembira, karena di dalam bulan inilah banyak keberkahan dan dilipatgandakan seluruh amalan ibadah kita baik itu puasa kita, sedekah, bacaan quran, dan lain sebagainya. Rasulullah bersabda

ﻣَﻦْ ﻓَﺮِﺡَ ﺑِﺪُﺧُﻮﻝِ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺣَﺮَّﻡَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺟَﺴَﺪَﻩُ ﻋَﻠﻰَ ﺍﻟﻨِّﻴْﺮَﺍﻥِ

“Barang siapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, maka Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka". (Diriwayatkan dalam kitab Durrat Durrat An-Nasihin).

 

Kedua Perbanyaklah membaca doa sebagaimana dilakukan oleh Nabi Muhammad saw bersama para sahabatnya. Beliau tidak hanya membaca doa ini di bulan Sya'ban namun enam bulan sebelum Ramadhan beliau sering membaca doa ini:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَانَ، وَبَلِّغنَا رَمَضَانَ

Artinya: “Ya Allah, anugerahkanlah keberkahan kepada kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikanlah umur kami pada bulan Ramadhan.” (HR. anas Bin Malik )

 

Ketiga Perbanyak puasa sunnah di bulan ini, sebagai latihan sekaligus mencontoh baginda Nabi Muhammad saw. Dalam sebuah hadis digambarkan:

فَمَا رَاَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم اِسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ اِلَّا رَمَضَانَ وَمَارَاَيْتُهُ اَكْثَرَ صِيَامُا مِنْهُ فِيْ شَعْبَانَ

Artinya: “Saya tidak pernah melihat Rasulullah melaksanakan ibadah puasa sebulan penuh kecuali di bulan Ramadhan, dan tidak pernah melihat Rasulullah memperbanyak puasa dalam satu bulan selain bulan Sya’ban” (HR. Bukhari).


Kemudian di hadist lain juga

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

Artinya: Dari Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata: “Aku bertanya kepada kepada Rasulullah, ” Wahai Rasulullah, aku belum pernah melihat engkau berpuasa dalam suatu sebulan dari bulan-bulan semuanya seperti engkau berpuasa (paling sering) pada bulan Sya’ban.. Rasulullah bersabda, “Bulan Sya’ban itu bulan yang dilalaikan oleh orang-orang, berada di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan ini merupakan bulan yang diangkat amalan-amalan padanya kepada rabb semesta alam (Allah). Maka aku suka amalanku diangkat sedangkan aku dalam keadaan berpuasa.” (Hr. An-Nasa’i, Abu Daud, dan Ahmad).

 

Keempat bahwa Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalm kitab al-Ghuniyah menganjurkan agar umat Islam menyambut bulan Ramadhan dengan menyucikan diri dari dosa dan bertobat dari kesalahan-kesalahan yang telah lampau. Caranya adalah dengan memperbanyak membaca istighfar mohon ampun kepada Allah swt. Imbauan Syekh Abdul Qadir ini amat relevan. Sebab, jika hendak bertemu kawan saja seseorang merasa perlu untuk tampil bersih dan berdandan rapi, apalagi bila yang dijumpai ini adalah bulan yang mulia. 

 

Kelima Persiapan ilmu, ini wajib dilakukan oleh seorang muslim ketika memasuki bulan Ramadhan. Dengan mempelajari Fiqh puasa maka ia dapat mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan hukum puasa seperti rukun puasa, sunat atau adab puasa, hal-hal yang membatalkan puasa dan sebagainya. Maka, sudah sudah sepatutnya menjelang kedatangan Ramadhan, seorang muslim memperbanyak membaca buku tentang puasa Ramadhan dan ibadah lainnya yang berkaitan dengan bulan Ramadhan seperti shalat tarawih, i’tikaf dan tadarus al-Quran.

 

Banyak keutamaan orang yang belajar agama, di antaranya, Pertama ditinggikan derajatnya disisi Allah swt. Allah Swt berfirman: 

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Artinya : Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. (Al-Mujadilah: 11).


Kedua diterima ibadahnya oleh Allah swt, karena apa yang dilakukan sesuai dengan tuntunan agama ini. Rasulullah saw bersabda:

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهَ وَسَلَّمَ: مَنْ أَحْدَثَ فِيْ أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ

Artinya : Barangsiapa yang mengada-adakan urusan baru dalam urusan agama kami ini maka amalannya ditolak. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

 

Keenam Jaga kebersihan untuk kekhusyuaan ibadah kita. Terlebih lagi, bulan Ramadhan adalah bulan ibadah. Tentu kita menginginkan suasana ibadah yang nyaman dan khusyuk dalam shalat lima waktu dan tarawih. Allah berfirman,

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ

الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ

Artinya : Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. (Yaitu) orang-orang yang khusuk dalam shalatnya. (Al-Mukminun: 1-2).

 

Ketujuh Jaga kesehatan kita, tentu ini menjadi bagian dari semangat kita agar bisa memaksimalkan ibadah kita dalam bulan Suci Ramadhan.

 

Kedelapan persiapkan finansial (keuangan) kita. Karena sedekah-sedekah dan meberi hidangan puasa tentu membutuhkan kesiapan keuangan. Dan di bulan Ramadhan inilah semua sedekah kita dilipatgandakan pahalanya oleh Allah swt. Allah berfirman

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Artinya : Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui (Al Baqarah 261).

Guru Sunardi I am a teacher. Selengkapnya bisa lihat di halaman "About Me' di blog ini

Belum ada Komentar untuk "Khutbah Jumat Persiapan Menyambut Bulan Suci Ramadhan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel