Rangkuman Materi Kelas 4 Tema 4 Cita-citaku
Selasa, 12 Januari 2021
Tulis Komentar
Menjadi seorang guru, perlu melakukan berbagai upaya untuk lebih mengaktifkan anak dalam belajar. Salah satunya adalah membuat rangkuman materi. Rangkuman materi ini, bisa dijadikan dasar oleh anak dalam belajar. Nah berikut ini saya coba sajikan rangkuman materi kelas 4 tema 6 cita-citaku, semoga bermanfaat.
A. Bahasa Indonesia
Dasar-dasar PuisiPuisi: karya sastra yang terikat pada rima dan irama yang disusun dalam bentuk baris dan bait untuk menggambarkan perasaan pengarangnya.
Ciri-ciri Puisi:
Ditulis dalam bentuk baris berjajar ke bawah secara berkelompok. Kelompok baris dalam puisi disebut bait.
Diksi (pemilihan kata) bersifat kias, padat, dan indah serta mempertimbangkan rima/persajakan.
Penggunaan majas (gaya bahasa, perumpamaan) sangat dominan.
Latar, alur, dan tokoh tidak begitu ditonjolkan.
Ditulis dalam bentuk baris berjajar ke bawah secara berkelompok. Kelompok baris dalam puisi disebut bait.
Diksi (pemilihan kata) bersifat kias, padat, dan indah serta mempertimbangkan rima/persajakan.
Penggunaan majas (gaya bahasa, perumpamaan) sangat dominan.
Latar, alur, dan tokoh tidak begitu ditonjolkan.
Unsur Puisi:
Kata: unsur utama dalam penyusunan puisi, menentukan kesatuan dan keindahan makna puisi secara keseluruhan.
Larik atau baris: paduan kata-kata yang dituliskan dalam kalimat berbentuk baris.
Kalimat dalam puisi tidak menggunakan aturan baku karena bisa berupa satu kata, frase, atau kalimat lengkap.
Bait: kumpulan larik yang tersusun harmonis, mengandung makna puisi.
Rima: bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata untuk memperindah puisi, umumnya berada di suku kata akhir setiap larik. Rima bisa berupa pengulangan bunyi (sajak a-a-a-a atau a-b-a-b) atau bunyi bebas tanpa pola.
Irama: pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut bunyi bacaan puisi.
Makna/Isi: informasi utama yang disampaikan dalam puisi.
Amanat: pesan yang disampaikan oleh penulis puisi kepada pembaca, tersirat di balik kata-kata dan berada di balik tema yang diungkapkan.
Kata: unsur utama dalam penyusunan puisi, menentukan kesatuan dan keindahan makna puisi secara keseluruhan.
Larik atau baris: paduan kata-kata yang dituliskan dalam kalimat berbentuk baris.
Kalimat dalam puisi tidak menggunakan aturan baku karena bisa berupa satu kata, frase, atau kalimat lengkap.
Bait: kumpulan larik yang tersusun harmonis, mengandung makna puisi.
Rima: bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata untuk memperindah puisi, umumnya berada di suku kata akhir setiap larik. Rima bisa berupa pengulangan bunyi (sajak a-a-a-a atau a-b-a-b) atau bunyi bebas tanpa pola.
Irama: pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut bunyi bacaan puisi.
Makna/Isi: informasi utama yang disampaikan dalam puisi.
Amanat: pesan yang disampaikan oleh penulis puisi kepada pembaca, tersirat di balik kata-kata dan berada di balik tema yang diungkapkan.
Jenis-jenis Puisi:
Puisi Lama: puisi yang masih terikat oleh aturan rima dengan pola tertentu, pengaturan jumlah larik dalam setiap bait dan jumlah kata dalam setiap larik, serta musikalitas puisi.
a. Pantun (4 larik, 2 larik pertama berupa sampiran, 2 larik terakhir berupa isi, rima a-b-a-b)
b. Gurindam (2 larik, larik pertama berupa sampiran, larik terakhir berupa isi, rima a-a-a-a)
Puisi Baru: tidak terikat dengan pola rima tertentu, jumlah baris, jumlah kata, maupun jumlah bait. Tetap mengandung irama, rima, musikalitas, makna, dan amanat.
Puisi Lama: puisi yang masih terikat oleh aturan rima dengan pola tertentu, pengaturan jumlah larik dalam setiap bait dan jumlah kata dalam setiap larik, serta musikalitas puisi.
a. Pantun (4 larik, 2 larik pertama berupa sampiran, 2 larik terakhir berupa isi, rima a-b-a-b)
b. Gurindam (2 larik, larik pertama berupa sampiran, larik terakhir berupa isi, rima a-a-a-a)
Puisi Baru: tidak terikat dengan pola rima tertentu, jumlah baris, jumlah kata, maupun jumlah bait. Tetap mengandung irama, rima, musikalitas, makna, dan amanat.
Bahasa dan Makna Puisi
Bahasa Puisi: mengandung makna tersembunyi dan cenderung imajinatif
Bahasanya singkat, padat, dan bermakna
Menggunakan gaya bahasa (majas)
Memiliki rima (persamaan bunyi) yang menambah keindahan, memberikan efek musikal, dan memberi kesan sehingga puisi mudah diingat
Menggunakan pilihan kata (diksi) yang tepat, sesuai dengan tema yang disampaikan, agar mudah diingat, indah didengar/dibaca, dan menciptakan kekaguman
Tidak selamanya menggunakan kata kiasan, ada kalanya menggunakan kata bermakna lugas. Semua bergantung pada tema puisi yang dibuat
Bahasa Puisi: mengandung makna tersembunyi dan cenderung imajinatif
Bahasanya singkat, padat, dan bermakna
Menggunakan gaya bahasa (majas)
Memiliki rima (persamaan bunyi) yang menambah keindahan, memberikan efek musikal, dan memberi kesan sehingga puisi mudah diingat
Menggunakan pilihan kata (diksi) yang tepat, sesuai dengan tema yang disampaikan, agar mudah diingat, indah didengar/dibaca, dan menciptakan kekaguman
Tidak selamanya menggunakan kata kiasan, ada kalanya menggunakan kata bermakna lugas. Semua bergantung pada tema puisi yang dibuat
Jenis-jenis Majas (Gaya Bahasa) dalam Puisi:
Personifikasi: membuat suatu benda mati seakan berperilaku seperti manusia. Contoh: Pucuk-pucuk teh yang menggeliat
Metafora: menjadikan suatu benda memiliki sifat baru di luar kebiasaan. Contoh: Batang usiaku sudah tinggi
Pengulangan (Repetisi): penjajaran beberapa kata, frasa, atau kalimat yang sama. Contoh: Tak perlu sedu sedan itu
Hiperbola: pernyataan yang berlebihan untuk memperhebat, meningkatkan kesan, dan daya pengaruh. Contoh: Pekik merdeka berkumandang di angkasa.
Litotes: kebalikan hiperbola, mengecilkan atau mengurangi keadaan sebenarnya. Contoh: Aku bukanlah manusia yang berada. (padahal aslinya berada, digunakan untuk merendah)
Ironi: menyatakan makna yang bertentangan untuk mengolok-olok/menyindir. Contoh: Bagus benar kelakuanmu, adikmu sendiri kau sakiti
Memahami Makna Puisi: mempelajari dan membaca puisi untuk dapat memahami makna sehingga mampu mengajak pendengar terhanyut ke dalam puisi yang dibawakan.
Personifikasi: membuat suatu benda mati seakan berperilaku seperti manusia. Contoh: Pucuk-pucuk teh yang menggeliat
Metafora: menjadikan suatu benda memiliki sifat baru di luar kebiasaan. Contoh: Batang usiaku sudah tinggi
Pengulangan (Repetisi): penjajaran beberapa kata, frasa, atau kalimat yang sama. Contoh: Tak perlu sedu sedan itu
Hiperbola: pernyataan yang berlebihan untuk memperhebat, meningkatkan kesan, dan daya pengaruh. Contoh: Pekik merdeka berkumandang di angkasa.
Litotes: kebalikan hiperbola, mengecilkan atau mengurangi keadaan sebenarnya. Contoh: Aku bukanlah manusia yang berada. (padahal aslinya berada, digunakan untuk merendah)
Ironi: menyatakan makna yang bertentangan untuk mengolok-olok/menyindir. Contoh: Bagus benar kelakuanmu, adikmu sendiri kau sakiti
Memahami Makna Puisi: mempelajari dan membaca puisi untuk dapat memahami makna sehingga mampu mengajak pendengar terhanyut ke dalam puisi yang dibawakan.
Jenis-jenis Makna Puisi:
Makna lugas: makna sebenarnya, disampaikan secara jelas
Makna kias: makna yang melambangkan sesuatu, ditujukan untuk membangun imajinasi
Makna lugas: makna sebenarnya, disampaikan secara jelas
Makna kias: makna yang melambangkan sesuatu, ditujukan untuk membangun imajinasi
Menulis dan Mendeklamasikan Puisi
Langkah-langkah Menulis Puisi:
Menentukan topik utama dan judul
Menentukan kata kunci yang akan digunakan
Menentukan ide pokok untuk setiap bait
Menuangkan ide pokok-ide pokok ke dalam bait-bait dengan memperhatikan gaya bahasa, diksi, dan rima
Mengembangkan puisi seindah mungkin
Langkah-langkah Menulis Puisi:
Menentukan topik utama dan judul
Menentukan kata kunci yang akan digunakan
Menentukan ide pokok untuk setiap bait
Menuangkan ide pokok-ide pokok ke dalam bait-bait dengan memperhatikan gaya bahasa, diksi, dan rima
Mengembangkan puisi seindah mungkin
Hal yang harus Diperhatikan dalam Menulis Puisi:
Bahasa yang digunakan harus ringkas, padat, dan indah
Kata-kata yang dipilih memiliki bunyi yang indah dan merdu saat dibaca
Makna kata bisa menimbulkan banyak arti, harus disesuaikan dengan pesan yang ingin disampaikan
Mengandung imajinasi mendalam tentang topik yang dibicarakan
Deklamasi Puisi
Membaca puisi tanpa membawa teks dengan diiringi lagu, dikuatkan dengan ekspresi dan gerak tubuh yang sesuai dengan makna puisi tersebut.
Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Mendeklamasikan Puisi:
Ekspresi Wajah: penghayatan isi puisi yang digambarkan melalui raut wajah untuk menunjukkan perasaan.
Lafal: penyebutan atau pengejaan kata-kata harus jelas agar mudah dipahami.
Intonasi: tinggi rendahnya nada baca untuk memberi penekanan pada kata tertentu.
Irama: panjang pendek, keras lembut, kuat lemahnya suara.
Gerak Tubuh: penggambaran perasaan yang terkandung dalam puisi melalui gerak tubuh, melengkapi ekspresi wajah.
Langkah-langkah Mendeklamasikan Puisi:
Pahami isi puisi
Tentukan nuansa pembacaan puisi, apakah gembira atau sedih
Berlatih mengucapkan kata-kata sulit yang terdapat dalam puisi
Berlatih dengan mengombinasikan puisi, ekspresi, gerak tubuh, dan lagu pengiring
B. IPS
Keragaman di IndonesiaKeragaman Budaya: variasi jenis-jenis budaya yang dihasilkan oleh berbagai suku bangsa, berkaitan dengan kekayaan alam dan luasnya wilayah.
Keragaman Sosial dan Budaya: sumber daya yang membuat Indonesia dikenal dunia.
Keragaman Ekonomi: berbagai jenis mata pencaharian penduduk, misal: petani, nelayan, pedagang, dan pengusaha.
Jenis-jenis Keragaman Budaya:
Suku Bangsa: Jawa, Sunda, Madura, Bugis
Bahasa Daerah: Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, Bahasa Bali, Bahasa Banjar
Rumah Adat: Rumah Joglo (Jawa Tengah), Rumah Gadang (Sumatera Barat)
Tarian Daerah: Tari Jaipong (Jawa Barat), Tari Piring (Sumatera Barat)
Pakaian Adat: Kebaya (Jawa Tengah), Baju Bodo (Sulawesi Selatan)
Upacara Adat: Upacara Ngaben (Bali), Upacara Yadnya Kasada (Jawa Timur)
Lagu Daerah: Ampar-ampar Pisang (Kalimantan Selatan), Manuk Dadali (Jawa Barat)
Makanan Daerah: Gudeg (DI Yogyakarta), Ayam Taliwang (Nusa Tenggara Barat)
Senjata Tradisional: Kujang (Jawa Barat), Rencong (Nanggroe Aceh Darussalam)
Suku Bangsa/Etnis: golongan manusia yang mengidentifikasikan diri dengan sesamanya berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama, merujuk kepada kesamaan budaya, bahasa, agama, dan perilaku.
Ciri Suku Bangsa:
bersifat tertutup dari kelompok lain
memiliki nilai dasar yang tercermin dalam kebudayaan
memiliki komunikasi dan interaksi
Contoh Suku Bangsa di Indonesia:
Suku Jawa – Pulau Jawa
Suku Batak dan Nias – Sumatera Utara
Suku Minangkabau – Sumatra Barat
Suku Sunda – Jawa Barat
Suku Betawi – DKI Jakarta
Suku Madura dan Tengger – Jawa Timur
Suku Dayak dan Banjar – Pulau Kalimantan
Suku Sasak dan Sumbawa – Nusa Tenggara Barat
Suku Bugis dan Toraja – Sulawesi Selatan
Suku Sentani dan Asmat – Papua
Keragaman Agama di Indonesia:
Islam
Kristen Protestan
Katolik
Hindu
Budha
Konghucu
Jenis-jenis Masyarakat
Masyarakat: Sekumpulan manusia yang mendiami suatu wilayah dan berkegiatan di dalamnya.
Ciri Masyarakat Desa:
Kehidupan bersahaja dan terikat pada adat istiadat setempat.
Cenderung memiliki banyak kesamaan dalam mata pencaharian, nilai kebudayaan, serta sifat dan tingkah laku.
Hubungan sosial antarmasyarakat sangat erat dan menjunjung tinggi asas kekeluargaan.
Ciri Masyarakat Kota:
Terdiri atas berbagai suku bangsa, agama, dan budaya.
Memiliki mata pencaharian dan nilai kebudayaan yang beragam.
Hubungan sosial antarmasyarakatnya cenderung renggang dan bersifat individualis (sendiri-sendiri).
Kehidupan bersahaja dan terikat pada adat istiadat setempat.
Cenderung memiliki banyak kesamaan dalam mata pencaharian, nilai kebudayaan, serta sifat dan tingkah laku.
Hubungan sosial antarmasyarakat sangat erat dan menjunjung tinggi asas kekeluargaan.
Ciri Masyarakat Kota:
Terdiri atas berbagai suku bangsa, agama, dan budaya.
Memiliki mata pencaharian dan nilai kebudayaan yang beragam.
Hubungan sosial antarmasyarakatnya cenderung renggang dan bersifat individualis (sendiri-sendiri).
C. PPKN
Kerjasama dalam KeragamanKeragaman Sosial: Segala sesuatu yang berhubungan dengan keanekaragaman atau perbedaan dalam suatu masyarakat yang terjadi karena ribuan jenis suku bangsa dan enam agama yang ada di Indonesia membaur menjadi satu.
Bentuk Mensyukuri Keragaman dan Kekayaan Indonesia:
Sikap toleransi dan saling menghargai dalam menciptakan suasana nyaman untuk bertempat tinggal maupun menuntut ilmu.
Menjaga kekayaan dan keindahan alam Indonesia.
Bersatu dan bekerjasama antara suku bangsa/agama/etnis berbeda.
Memanfaatkan kekayaan alam untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menikmati kekayaan alam Indonesia dengan penuh tanggung jawab tanpa membeda-bedakan asal-usul.
Bangga menjadi rakyat Indonesia.
Gotong Royong: kebudayaan masyarakat Indonesia yang harus terus dijaga, yaitu melakukan kerja bersama-sama untuk kepentingan bersama sehingga suatu pekerjaan akan menjadi lebih ringan dan cepat selesai.
Manfaat Kerjasama di Lingkungan Masyarakat:
Membangun suasana kekeluargaan antarwarga
Pekerjaan berat terasa ringan dan lebih cepat selesai
Mempererat persaudaraan
Menumbuhkan persatuan dan kesatuan
Contoh Kerjasama dalam Keragaman Suku Bangsa:
1. Di lingkungan sekolah:
Menjalankan tugas piket bersama teman sekelas yang berbeda suku/agama.
Belajar kelompok bersama teman dari suku berbeda.
Menjadi pasukan pengibar bendera bersama teman yang berbeda etnis.
2. Di lingkungan masyarakat:
Melaksanakan kerja bakti bersama tetangga yang berbeda suku.
Melaksanakan siskamling bersama tetangga yang berbeda agama.
Gotong royong membangun balai warga.
Menjaga Persatuan dan Kesatuan
Upaya Menjaga Persatuan dan Kesatuan: bukan dengan memaksa menyamakan yang berbeda, tetapi berusaha hidup berdampingan dalam setiap perbedaan.
Wujud Upaya Menjaga Persatuan dan Kesatuan di Sekolah:
Tidak hanya bergaul dengan teman yang suku dan agamanya sama
Saling menghormati dan menjalin kerja sama antarteman
Membersihkan kelas bersama-sama tanpa membeda-bedakan asal-usul
Wujud Upaya Menjaga Persatuan dan Kesatuan di Masyarakat:
Membersihkan lingkungan sekitar
Membantu tetangga yang terkena musibah
Membangun tempat ibadah
Pancasila sebagai Identitas Bangsa Indonesia
Identitas: ciri khas suatu bangsa atau negara dilihat secara keseluruhan.
Identitas bangsa Indonesia: Pancasila
Pancasila dan UUD 1945: pedoman hidup bangsa Indonesia dalam menghadapi keragaman
kehidupan sosial, ekonomi, budaya, agama, dan etnis supaya terhindar dari perpecahan yang disusun dan dibudayakan menjadi identitas nasional
Ancaman terkait Identitas Bangsa Indonesia:
Ancaman dari luar: disinformasi, propaganda, peredaran narkotika, pornografi
Ancaman dari dalam: separatisme, sukuisme, konflik antardaerah dan antaretnis
Cara Mempertahankan Jati Diri Bangsa:
Menanamkan rasa cinta tanah air
Taat dan patuh pada aturan yang ditetapkan
Mengamalkan nilai-nilai Pancasila
Menumbuhkan sikap nasionalisme
Melestarikan budaya Indonesia
Menggunakan barang-barang buatan dalam negeri
Tidak mencampuradukkan kebudayaan sendiri dengan budaya asing
Bersikap bijaksana dalam menerima segala macam perubahan
D. SBdP
Slogan: kata atau kalimat yang dipergunakan untuk mengajak atau memengaruhi orang untuk melakukan sesuatu. Umumnya disisipkan dalam iklan cetak maupun elektronik dan didukung dengan ilustrasi yang menarik.Gerak sebagai Unsur Utama Tarian
Menari: menggerak-gerakkan badan dengan berirama dan diiringi oleh bunyi-bunyian sebagai ungkapan perasaan atau ekspresi jiwa manusia yang ditampilkan dengan indah untuk menghibur diri maupun memberikan penghiburan.
Gerakan Tari:
Gerakan dasar: kombinasi gerakan kaki dan tangan.
Gerakan tambahan: gerakan kepala, mata, dan pinggul.
Beberapa Jenis Gerakan Tangan pada Tarian:
Kepelan: kelima jari tangan mengepal.
Mereket: telapak tangan dikepalkan.
Nyawang: tangan ditekuk tepat di muka kepala (posisi seperti hormat).
Sembah: telapak tangan dirapatkan di depan hidung.
Jiwir Soder: ibu jari dan jari tengah membuat lingkaran lalu disatukan.
Beberapa Jenis Gerakan Kaki pada Tarian:
Kengser: kedua kaki bergeser ke samping kanan maupun kiri
Mendhak: kedua lutut ditekuk menghadap ke luar
Tanjak: sikap berdiri menyesuaikan karakter peranan
Nggrundho: sikap dengan dua kaki mendhak sifat gantung
Adeg-adeg kembar: sikap tumit kaki merapat telapak kaki dibuka
Jangreng: sikap kaki lurus/tegak
Sasag: gerak sikap posisi tumit sejajar dengan mata kaki
Sila mando: kedua kaki disilangkan dengan sikap cantik
Calik deku: kedua lutut menyentuh lantai dengan badan tegak
Calik jengkong: sikap badan tegap duduk di atas tumit kiri/kanan
Unsur Pendukung Tarian
Musik dalam Tari: memberi warna dan karakter pada tarian, memberi penekanan nilai estetika pada makna gerak dan keindahan tarian.
Musik dalam Tari: memberi warna dan karakter pada tarian, memberi penekanan nilai estetika pada makna gerak dan keindahan tarian.
Macam-macam Musik Iringan Tarian:
Rekaman kaset
Alat musik yang dimainkan pemusik
Suara yang diciptakan oleh tubuh penari: tepuk tangan, hentakan kaki, bersiul, dll
Kostum Tari: pakaian dan aksesoris yang dikenakan penari untuk menggambarkan tarian yang dibawakan agar indah dilihat serta memperkuat makna tari. Kostum harus enak dipandang dan tidak mengganggu pergerakan penari.
Properti Tari: perlengkapan yang memperkuat karakter tarian
Contoh Properti Tari:
Kipas
Pedang
Tombak
Topeng
Panah
Keris
Selendang
Tari Kreasi Daerah
Tari Kreasi Daerah: tarian khas daerah yang diberi sentuhan inovasi, baik gerakan, musik pengiring, pola lantai, kostum, maupun propertinya agar terlihat modern dan dapat diterima masyarakat.
Contoh Tari Kreasi Daerah:
1. Tari Manukrawa:
Ditampilkan dalam pesta kesenian Bali
Dibawakan oleh 5-7 orang penari wanita
Menggambarkan perilaku sekelompok burung (manuk) di air (rawa)
Perpaduan tari klasik Bali, Jawa, dan Sunda yang telah dimodifikasi
2. Tari Garuda Nusantara:
Berasal dari Sriwedari, Jawa Tengah
Menggambarkan burung garuda yang memamerkan keindahan, kegagahan, dan kelincahan
Mengandung gerakan berjalan, mengibaskan sayap, teknik bertarung, dan terbang
Menunjukkan bahwa burung garuda adalah raja dari semua burung sekaligus betapa layaknya burung garuda menjadi lambang negara Indonesia
E. IPA
Lingkungan Hidup: kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup di dalamnya.Pelestarian Tumbuhan:
Menjaga lingkungan tempat tumbuh tumbuhan: tidak membuang sampah sembarangan
Melakukan perkembangbiakan vegetatif: cangkok atau setek
Melakukan persebaran penanaman tumbuhan
Bagian-bagian Tumbuhan
1. Akar: berada di dalam tanah
Rambut akar: menyerap air dan mineral dari dalam tanah
Tudung akar: melindungi ujung akar saat menembus tanah
2. Batang: berada di atas tanah, tempat melekatnya daun, bunga, dan buah.
a. Jenis-jenis Batang:
Batang berkayu: memiliki kambium, keras, berwarna cokelat
Batang lunak: tidak memiliki kambium, cenderung lunak, berwarna kehijauan
Batang basah: lunak, berongga, dimiliki oleh tumbuhan yang hidup di perairan
b. Fungsi Batang:
Penopang tubuh tanaman
Alat perkembangbiakan
Cadangan makanan
Pengangkut air
c. Manfaat Batang:
Membuat perabot rumah tangga
Bahan makanan
Bahan industri
Alat transportasi
3. Daun: tumbuh pada batang, ada yang berwarna hijau dan tidak berwarna hijau. Daun berwarna hijau mengandung zat hijau daun (klorofil).
a. Fungsi Daun:
Tempat Fotosintesis: terjadi proses pembuatan makanan yang akan digunakan untuk kelangsungan hidup tumbuhan. Proses ini membutuhkan air dan cahaya matahari.
Tempat Pernapasan: udara keluar masuk melalui mulut daun (stomata) yang terdapat di permukaan daun. Daun menggunakan karbon dioksida dan mengeluarkan oksigen.
Tempat Penguapan: air yang tidak digunakan tumbuhan akan dibuang dalam bentuk uap melalui stomata.
4. Bunga: alat perkembangbiakan generatif pada tumbuhan, memungkinkan terjadinya penyerbukan (jatuhnya serbuk sari ke kepala putik) yang dilanjutkan dengan pembuahan
a. Struktur Bunga:
Kelopak: berwarna hijau, menutup bunga saat masih kuncup
Mahkota: bagian bunga yang indah dan berwarna-warni
Benang sari dan serbuk sari: alat kelamin jantan
Putik: alat kelamin betina
Dasar dan tangkai bunga: tempat kedudukan bunga
b. Manfaat Bunga:
Menarik perhatian serangga untuk membantu proses penyerbukan
Hiasan benda atau ruangan
Perlengkapan upacara adat
Bahan rempah-rempah
5. Buah dan Biji: daging buah menyimpan cadangan makanan, sementara biji adalah hasil pembuahan akibat penyerbukan antara serbuk sari dan putik. Biji tumbuhan ada yang berkeping satu (monokotil) dan berkeping dua (dikotil).
Siklus Hidup Makhluk Hidup
Siklus Hidup: tahap kehidupan dari lahir hingga mati, dialami oleh semua makhluk hidup.
Proses Pertumbuhan: bagian dari siklus hidup yang ditandai dengan peningkatan ukuran tubuh.
Proses Perkembangan: bagian dari siklus hidup yang ditandai dengan perubahan bentuk dan fungsi bagian tubuh.
Siklus Hidup Tumbuhan
1. Kacang Hijau
Biji Kacang Hijau -> Kecambah Kacang Hijau -> Kacang Hijau Dewasa -> Bunga Kacang Hijau -> Biji Kacang Hijau
2. Apel
Biji Apel -> Tunas Apel -> Pohon Apel -> Bunga dan Buah Apel -> Biji Apel
Siklus Hidup Hewan
Siklus Hidup Hewan: proses tahapan hidup hewan yang berawal dari kelahiran dari perut induk atau menetas dari telur dan berakhir ketika hewan tersebut mati.
Siklus Hidup Hewan Tanpa Metamorfosis: hanya mengalami perubahan ukuran tubuh, tidak mengalami perubahan bentuk.
Contoh Siklus Hidup Hewan Tanpa Metamorfosis:
Sapi: bayi sapi → anak sapi → sapi dewasa
Kucing: bayi kucing → anak kucing → kucing dewasa
Penyu: telur penyu → bayi penyu → anak penyu (tukik) → penyu dewasa
Siklus Hidup Hewan dengan Metamorfosis: terlahir dengan bentuk berbeda dari induknya dan mengalami perubahan bentuk yang bertahap hingga dewasa.
1. Metamorfosis Sempurna: mengalami proses kepompong dan larva yang berbeda bentuk dari induknya.
Contoh:
Kupu-kupu: telur → ulat (larva) → kepompong → kupu-kupu dewasa
Nyamuk: telur → jentik-jentik (larva) → pupa → nyamuk dewasa
Lalat: telur → belatung (larva) → pupa → lalat dewasa
Katak: telur → berudu → berudu berkaki → katak muda → katak dewasa
2. Metamorfosis Tidak Sempurna: tidak mengalami proses kepompong dan larva, tetapi mengalami proses nimfa yang bentuknya tidak jauh dari bentuk dewasanya.
Contoh:
Belalang: telur → belalang muda (nimfa) → belalang dewasa
Kecoak: telur → kecoak muda (nimfa) → kecoak dewasa
Rangkuman ini dibuat dengan mengacu pada Buku Tematik dan berbagai sumber lainnya yang relevan
Demikian rangkuman ini semoga bermanfaat. Terima kasih telah berkunjung ke blog ini
Belum ada Komentar untuk "Rangkuman Materi Kelas 4 Tema 4 Cita-citaku"
Posting Komentar