Aru Tubaranina Mangkasarak
Aru adalah sumpah atau ikrar setia, dari seorang pendekar kepada rajanya. Biasanya sambil menikam dirinya dengan badik, ia berikrar di hadapan raja. Pendekar ini biasanya memiliki ilmu kebal, sehingga biarpun ditikam tidak mempan.
Namun kini, masyarakat banyak menggunakannya dalam acara-acara ceremonial, yang menurut saya kurang tepat, misalnya menjemput tamu atau membuka kegiatan. Kalaulah tamu yang dijemput adalah presiden, gubernur atau bupati maka mungkin masih benar (menurut saya), tapi kalau hanya tamu biasa. sepertinya kurang tepat.
Tabe' kipammoporang mama' (Permisi maafkanlah aku)
Ridallekang labbiritta (diharibaanmu yang mulia)
Risa'ri karatuanta (di sisi kebesaranmu)
Inakkemi anne karaeng (akulah ini karaeng)
Lambara tatassallanna mangkasarak (satria dari tanah magkasarak)
Pangngulu ri barugayya (hulu keris di arena)
Nakatepokangi sallang karaeng (akan mematahkan kelak)
Pasorang attangnga parang (gagang tombak di tengah gelanggang)
Tamappiadaki adaka (yang menantang adat budaya)
Kusalagai siringna (kuhancurkan tempatnya berpijak)
Kuisara parallakkenna (kululuhkan ruang geraknya)
Berangja kunipatebba (aku ibarat parang yang dihantamkan)
Pangkulu kunisoeyang (kapak yang diayungkan)
Ikatte anging karaeng (engkau ibarat angin karaeng)
Naikambe lekok kayu (aku ibarat daun kayu)
Mirikko anging (berhembuslah angin)
Namarunang lekok kayu (ku rela gugur bersamamu)
Iya sani madidiyaji nurunang (hanya yang kuning gugurkan)
Ikatte je'ne karaeng (engkau ibarat air karaeng)
Naikambe batang mamayu (aku ibarat batang kayu)
Solongko je'ne (mengalirlah air)
Namamayu batang kayu (ku rela hanyut bersamamu)
Iya sani sompo bonangpi kianmayu (di air pasang kami hanyut)
Ikatte jarung karaeng (engkau ibarat jarum karaeng)
Naikambe bannang panjaik (aku ibarat benang jahit)
Ta'leko jarung (menembuslah jarum)
Namminawang bannang panjai (aku akan ikut bekas jejakmu)
Iya sani lambusuppi nakontu tojeng (hanya mengikuti kebenaran)
Naikambe mappajari (aku akan berbuat)
Mannyabbu mamaki mae karaeng (bertitahlah karaeng)
Sikammajinne Aruku Ri Dallekanta (demikiannlah ikrarku)
Dasi Nadasi Natarima Pangngaruku (semoga diterima)
Nasaba’ Alla Ta’Ala (karena Allah)
Belum ada Komentar untuk "Aru Tubaranina Mangkasarak"
Posting Komentar